Tahap Awal

Home / Tahap Awal

1993 – 1998 (TAHAP AWAL)
1998_Staf
Isu lingkungan dipilih secara strategis dan politis untuk menyikapi dampak pariwisata yang terjadi di Bali, dua di antaranya adalah sampah dan pencemaran air. Mendirikan LSM saat itu merupakan pilihan yang berbahaya, sehingga pada awal berdirinya Wisnu menjadikan sampah/limbah sebagai pilihan utama dan strategis karena secara politis dianggap tidak sensitif.
Pengelolaan Limbah Padat dan Cair
1995_Dropoff
Limbah padat dan cair merupakan pilihan utama dan strategis program pada periode awal keberadaan Wisnu. Selain karena jumlah dan jenisnya yang semakin banyak akibat perkembangan pariwisata, sampah dan limbah adalah isu yang dianggap aman secara politis.
-Pengelolaan Sampah Terpadu
1997_Blue bag
Pada tahun pertama, Wisnu memilih isu strategis Bali menuju pengelolaan sampah organik, dilakukan di Ubud dan Tabanan. Kemudian hingga tahun 1998, Wisnu memfokuskan kegiatannya pada pengelolaan sampah hotel dan banjar, memperkenalkan model MRF (Material Recovery Facility) dan Pengelolaan Sampah Banjar Terpadu. Pengelolaan sampah lainnya adalah dalam bentuk paper pick up, mengambil sampah kertas kantor, tempat usaha, dan sekolah yang dikumpulkan dalam blue bag, kemudian mengolahnya menjadi kertas daur ulang.
-Pengolahan Limbah Cair
1997_Pencelupan
Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah pembuatan Proyek Percontohan Pengolahan Limbah Cair Industri Pencelupan di Denpasar menuju Pewarnaan Alam. Wisnu juga melakukan riset pewarna alami, salah satunya di Tenganan Pegringsingan.

Peningkatan Kesadaran
1997_SD 1 Jimbaran
Program Peningkatan Kesadaran ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang lingkungan baik kepada siswa maupun masyarakat luas. Capaian program dilakukan melalui pendidikan, penyebarluasan informasi, dan studi ekologi.
-Pendidikan Lingkungan
1998_SMP
Pengetahuan tentang lingkungan perlu diperkenalkan sejak dini. Media yang digunakan dalam kegiatan pendidikan lingkungan untuk siswa SD adalah pembuatan buku mewarnai Menjaga Bali Bersih dan Menjaga Sanur Bersih. Ada juga permainan Bali Enviro Game yang dikerjakan bersama-sama dengan PPLH Bali dan WWF Indonesia. Selain itu, Wisnu juga bekerja sama dengan seniman lokal untuk menyampaikan pengetahuan dan pesan-pesan pelestarian lingkungan melalui seni tradisional.
-Penyebarluasan Informasi
1997_Bali EnAct / Brosur daur ulang / Mewarnai
Wisnu mulai mengemas informasi dalam bentuk buletin bulanan yang dinamakan Bali En-Act (Bali Environmental Action Center), dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Informasi yang disajikan dalam buletin adalah kegiatan bulanan Wisnu, fakta berdasarkan riset atau data sekunder, serta tips menjaga lingkungan. Buletin ada yang dicetak untuk disebarkan secara langsung, ada juga yang disebarluaskan melalui surat elektronik. Selain itu, informasi tentang tema-tema tertentu, disusun dalam bentuk brosur dan buku saku.
-Studi Ekologi
1998_DAS Yeh Ho
Pada masa transisi, tahun 1998-1999, Wisnu melakukan Studi Pengelolaan DAS Yeh Ho sebagai langkah awal dalam merencanakan Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Pembuatan Rencana Partisipatif di Kabupaten Tabanan. Bekerja sama dengan Yayasan KEHATI dan Poltek Negeri Bali, kegiatan ini melibatkan pakar subak, pakar desa adat, pakar pertanian tradisional, serta para bendesa adat dan pekaseh/kelian subak, juga para petani. Salah satu hasil studi adalah daftar keanekaragaman hayati di sepanjang saluran irigasi yang jumlah dan jenisnya semakin berkurang akibat semenisasi saluran irigasi.

Penghargaan
1997_Award
Tahun 1993 hingga 1998 adalah masa-masa sebelum reformasi, dan Yayasan Wisnu pada saat itu identik dengan yayasan sampah. Pada tahun 1998, atas kegiatan lingkungan yang telah dilakukan, Wisnu mendapatkan Environmental Company Award dari TravelNews Asia Magazine, London.