Bali Bangkit

Bali Bangkit

Genap 2 tahun ekonomi di Bali telah terpukul keras selama pandemic Covid-19. Sekitar 54% ekonomi di Bali ditunjang dari sector pariwisata, pariwisata adalah penggerak utama ekonomi Bali yang telah memberikan dampak pada sektor-sektor lainnya, seperti: perdagangan, pertanian, layanan jasa, transportasi, dll. Sejak bulan Maret hingga akhir Desember 2020, ekonomi Bali menurun sebesar 12,21%.

Di Bali, kurangnya perputaran dana di masyarakat adalah tantangan nyata yang dihadapi saat ini bagi tiap orang dan keluarga, semakin sulit dalam memenuhi kebutuhan dasar (makanan, pendidikan, listrik, air, dll). Untuk memulai usaha baru atau mempertahankan usaha yang telah ada sama sulitnya, tingkat keamanan kerja dan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari menurun drastis. Ekonomi Bali triwulan I tahun 2021 tercatat tumbuh negatif (kontraksi) sedalam -5,24%, jika dibandingkan dengan capaian triwulan IV – 2020. Sedangkan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, ekonomi Bali triwulan – 2021 tercatat tumbuh negatif sedalam -9,85%. Dari sisi produksi, struktur ekonomi Bali pada triwulan I – 2021 masih didominasi oleh Kategori I (Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum) yang tercatat berkontribusi sebesar 17,39%. Sementara dari sisi pengeluaran, kontribusi terbesar tercatat pada Komponen Konsumsi Rumah Tangga yaitu 57,09%. Ekonomi Bali mengalami kontraksi kembali sedalam 2,91% pada kuartal III 2021 (year-on-year/yoy). Kontraksi ini terjadi setelah sempat bangkit dari masa resesi dengan mengalami pertumbuhan positif pada kuartal II 2021 sebesar 2,88%.

Untuk membantu mengambalikan ekonomi local, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Provinsi Bali dalam waktu dekat meluncurkan kampanye Bali Bangkit agar tercapainya zona hijau atau zona bebas Covid-19 terutama di 3 (tiga) tujuan pariwisata Bali yaitu: Denpasar, Gianyar dan Badung. Initiative ini melalui pendekatan multidimensi dan terfokus, Kementerian Kesehatan meminta kepada UNICEF untuk melakukan kampanye yang disebut dengan RCCE (Risk Communication and Community Engagement) – Penyebarluasan Informasi dan Keterlibatan Masyarakat sebagai bagian dari kampanye #BaliBangkit. Intervensi ini khususnya untuk mempromosikan perilaku penanggulangan Covid-19, melalui gerakan 3M+ dan vaksinasi Covid-19 di kelompok-kelompok masyarakat sasaran. Sesuai dengan system monitoring BLC yang dibangun oleh Satgas Covid-19 Nasional, pemakaian masker dan jaga jarak di Bali sebenarnya sangat tinggi. Pada tanggal 23 Agustus 2021 dilaporkan bahwa tingkat kepatuhan masyarakat Bali dalam menerapkan protocol kesehatan berkisar antara 96% – 99%, menunjukkan tingkat kepatuhan yang sangat tinggi. Sedangkan tingkat kasus di Bali per 26 Agustus 2021 masih cukup tinggi, yaitu 102.140 kasus, menduduki peringkat ke-9 di Indonesia. Penambahan kasus di Bali per hari mengalami puncaknya pada tgl 13 Agustus 2021 sebanyak 1.910 kasus dan berangsur-angsur menurun hingga 3 kasus pada tanggal 30 Desember 2021.

Disisi lain, tingkat vaksinasi di Bali tahap I mencapai 99,12% dan tahap II mencapai lebih dari 83,36%. Tingkat kepatuhan yang tinggi dan vaksinasi yang tinggi tidak menjadi jaminan penurunan kasus Covid-19 di Bali. Artinya ada hal lain yang perlu ditingkatkan, yaitu kesadaran masyarakat terutama pada cluster-cluster rumah tangga dan upacara adat.

Kegiatan yang telah dilakukan di masing-masing desa pada tahap awal sosialisasi adalah sebagai berikut:

  1. Desa Batubulan
  2. Desa Sayan
  3. Desa Peliatan
  4. Desa Pejeng Kangin
  5. Desa Tonja
  6. Desa Dangin Puri
  7. Desa Sanur Kauh
  8. Desa Serangan
  9. Desa Mengwi
  10. Desa Sulangai
  11. Desa Tanjung Benoa
  12. Desa Cemagi
  13. Desa Kerobokan

Leave a Reply

Your email address will not be published.